Sabtu, 11 Agustus 2012


Mata Kuliah    : Landasan Pembelajaran
Program Studi : Teknologi Pembelajaran
Dosen              : Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd.
Sufat               : Take home exam
Nomor soal      : 2

Tujuan merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Melalui tujuan guru dapat lebih mendesain proses pembelajaran. Dilihat dari hirarkhisnya tujuan pembelajaran itu terdiri atas tujuan yang sangat umum yang diistilahkan dengan aim atau purpose. Tujuan seperti ini selain bersifat filosofis juga bersifat politis, dan ada juga tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran baik disitilahkan dengan goals  dan objective, yang salah satu sifatnya  adalah rumusan tingkah lakunya yang observable. Dilihat dari jeninya, Bloom membaginya dalam tujuan kognitif, afektif dan psikomotor, yang sekarang telah direvisi oleh Anderson. Anda diminta untuk:
1.      Mendeskripsikan secara rasional pentingnya perumusan tujuan dalam pembelajaran serta menggambarkan keterkaitan antara tujuan dalam sebuah bagan yang jelas disertai keterangannya.
2.      Menemukan keterkaitan antara tujuan dengan kompetensi baik standar kompetensi, kompetensi dasar maumpun indikator hasil belajar.
3.      Menguraikan komponen-komponen dalam rumusan tujuan pembelajaran disertai contohnya.
4.      Mendeskripsikan  beberapa perubahan rumusan tujuan  Bloom oleh Anderson dan bagaimana komentar Anda tentang perubahan tersebut.
5.      Mengambil salah satu Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Standar Isi sesuai dengan bidang studi atau mata pelajaran yang Anda minati kemudian menjabarkannya dalam beberapa indikator hasil belajar, sehingga Anda merasa yakin  bahwa SK dan KD itu dapat tercapai.

Catatan:
1.       Jawaban ditik dengan jarak 1,5 spasi pada kertas A4 ukuran kuarto dengan jenis huruf Times New Roman ukuran 12.
2.       Jawaban (hard copy-nya) dikumpulkan  beserta tugas laporan Buku pada tanggal 16 Februari  2012
3.       Cantumkan buku sumber yang menjadi rujukan untuk menjawab soal di atas.

Selamat Bekerja

JAWABAN  UJIAN TENGAH SEMESTER

Tujuan merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Melalui tujuan guru dapat lebih mendesain proses pembelajaran. Dilihat dari hirarkhisnya tujuan pembelajaran itu terdiri atas tujuan yang sangat umum yang diistilahkan dengan aim atau purpose. Tujuan seperti ini selain bersifat filosofis juga bersifat politis, dan ada juga tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran baik disitilahkan dengan goals  dan objective, yang salah satu sifatnya  adalah rumusan tingkah lakunya yang observable. Dilihat dari jeninya, Bloom membaginya dalam tujuan kognitif, afektif dan psikomotor, yang sekarang telah direvisi oleh Anderson. Anda diminta untuk:
1.      Mendeskripsikan secara rasional pentingnya perumusan tujuan dalam pembelajaran serta menggambarkan keterkaitan antara tujuan dalam sebuah bagan yang jelas disertai keterangannya.
Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam system pembelajaran. Kalau kita ibaratkan, tujuan adalah komponen jantungnya dalam system tubuh manusia. Karena terjadinya proses pembelajaran manakala terdapat tujuan yang harus dicapai. Dengan demikian, sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa. Oleh sebab itu, merumuskan tujuan mrupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang sebuah perencanaan program pembelajaran.





Upaya
Guru

 

·    Mengembangkan strategi mengajar
·    Menggunakan Metode Mengajar
·    Teknik berkomunikasi
·    Merancang Sumber Belajar
 

 

 


 








Gambar diatas tentang tujuan sebagai sentral pembelajaran
Ada beberapa alasan, mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran. Pertama, rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indicator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Kedua, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa. Tujuan yang jelas dan tepat dapat membimbing siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar. Sekaitan dengan itu, guru juga dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu siswa belajar. Ketiga, tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain system pembelajaran. Artinya dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam menentukan materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa. Keempat, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.

2.      Menemukan keterkaitan antara tujuan dengan kompetensi baik standar kompetensi, kompetensi dasar maumpun indikator hasil belajar.
Tujuan itu bersifat kompleks, artinya kurikulum berdasarkan kompetensi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kecakapan, nilai, sikap dan minat siswa, agar mereka dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, disertai rasa tanggung jawab. Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai dalam kompetensi ini bukan hanya sekedar pemahaman dan penguasaan materi itu dapat mempengaruhi cara bertindak dan bertingkahlaku dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar atau Standar Kompetensi, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai oleh anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap jenjang pendidikan yang diikutinya. Dengan demikian, dalam suatu mata pelajaran terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai sebagai criteria pencapaian standar kompetensi. Kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara eksplisit, sehingga dijadikan standar dalam pencapaian tujuan kurikulum.
Kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku yang bersifat umum sehingga masih sulit diukur ketercapaiannya. Tugas guru dalam mengembangkan program perencanaan salah satunya adalah menjabarkan kompetensi dasar menjadi indicator hasil belajar. Indikator hasil belajar inilah yang menjadi kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi dasar.
Indikator hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Dengan demikian, indicator hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diobservasi (observable). Artinya, apa hasil yang diperoleh setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.

3.      Menguraikan komponen-komponen dalam rumusan tujuan pembelajaran disertai contohnya.
Ada empat komponen pokok yang harus tampak dalam rumusan indikator hasil belajar seperti yang digambarkan dalam pertanyaan berikut:
1)   Siapa yang belajar atau yang diharapkan dapat mencapai tujuan atau mencapai hasil belajar itu?
2)   Tingkah laku atau hasil belajar yang bagaimana yang diharapkan dapat dicapai itu?
3)   Dalam kondisi yang bagaimana hasil belajar itu dapat ditampilkan?
4)   Seberapa jauh hasil belajar itu bisa diperoleh?
      Pertanyaan pertama, berhubungan dengan subjek belajar. Rumusan indicator hasil belajar sebaiknya mencantumkan subjek yang melakukan proses belajar, misalkan siswa, peserta belajar, peserta penataran dan lain sebagainya. Penentuan subjek ini sangat penting menunjukkan sasaran belajar.
      Pertanyaan kedua berhubungan dengan tingkah laku yang harus muncul sebagai indicator hasil belajar setelah subjek mengikuti atau melaksanakan proses pembelajaran. Tingkah laku sebagai hasil belajar itu dirumuskan dalam bentuk kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan melalui performance siswa. Any learner performance, action, or operation which is observable. Melalui kemampuan yang terukur itu dapat ditentukan apakah belajar yang dilakukan oleh siswa sudah berhasil mencapai tujuan atau belum. Istilah-istilah tingkah laku yang dapat diukur sehingga menggambarkan indicator hasil belajar itu diantaranya: mengidentifikasi (identify), menyebutkan (name), menyusun (construct), menjelaskan (describe), mengatur (order), dan membedakan (different). Sedangkan istilah untuk tingkah laku yang tidak terukur sehingga kurang tepat dijadikan sebagai tingkah laku dalam tujuan pembelajaran karena tidak menggambarkan indicator hasil belajar, misalnya: mengetahui, menerima, memahami, mencintai, mengira-ngira dan sebagainya.
      Pertanyaan ketiga berhubungan dengan kondisi atau dalam situasi dimana subjek dapat menunjukkan kemampuannya. The situation in which the behavior occurs. Rumusan tujuan pembelajaran yang baik harus dapat menggambarkan dalam situasi dan keadaan yang bagaimana subjek dapat mendemonstrasikan performance-nya.
      Pertanyaan keempat berhubungan dengan standar kualitas dan kuantitas hasil belajar. Artinya standar minimal yang harus dicapai oleh siswa. Standar minimal ini kadang-kadang harus tercapai seluruhnya atau 100%, namun kadang-kadang juga hanya sebagian saja. Kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan teknis atau skill, misalnya biasanya standar minimal harus seluruhnya tercapai sebab kalau tidak akan sangat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Seorang calon dokter misalnya, tentu saja harus memiliki keterampilan 100% menggunakan pisau bedahnya; demikian juga seorang pilot, harus memiliki kemampuan yang utuh tentang kemampuan yang diajarkannya; seorang pembuat komponen kendaraan misalnya pembuat baut, harus dapat mencapai hasil yang maksimal tentang keterampilannya, sebab jika tidak dapat mempengaruhi produk yang dihasilkannya. Namun demikian, seorang siswa SMP tidak seharusnya menunjukkan kemampuan maksimal 100% dari hasil belajar yang diharapkan. Misalkan diajarkan 3 jenis sistem pemerintahan yang diharapkan siswa dapat menjelaskan dua diantaranya dengan baik dan benar. Dari rumusan tersebut, jelas adanya batas minimal yang harus dikuasai. Contoh lainnya, misalnya diajarkan 5 teori tentang asal-usul kehidupan, diharapkan siswa dapat menyebutkan 3 diantaranya.

Dari keempat kriteria atau komponen dalam merumuskan tujuan pembelajaran, maka sebaiknya rumusan tujuan pembelajaran mengandung unsure ABCD, yaitu Audience, Behavior, Condition dan Degree.

4.      Mendeskripsikan  beberapa perubahan rumusan tujuan  Bloom oleh Anderson dan bagaimana komentar Anda tentang perubahan tersebut.
Tingkatan tujuan koognitif menurut Bloom, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Klasifikasi tujuan menurut Bloom sifatnya berjenjang, artinya setiap tujuan yang ada di bawahnya merupakan persyaratan untuk tujuan berikutnya. Oleh sebab itu, tujuan yang berhubungan dengan pengetahuan merupakan tujuan yang paling rendah; sedangkan kemampuan mengevaluasi dalam aspek kognitif merupakan tujuan tertinggi.
 





Mencipta
 
Mengevaluasi
 
Menganalisis
 
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi serta perkembangannya tuntutan komunitas pendidikan, Anderson dalam buku A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomi of Educational Objectivites (2001), revisi taksonomi dilakukan dengan memasukkan unsur metacognitive sebagai bagian tertinggi dari domain kognitif, yang kemudian dinamakan meng-create (mencipta) menggantikan posisi evaluasi dan menarik sintesis. Hasil revisi taksonomi semua tingkatan dalam domain kognitif yang asalnya kata benda diubah menjadi kata kerja, misalnya tingkatan pertama yang disebut dengan  pengetahuan (knowledge) diubah menjadi mengingat (remembering). Demikian juga dengan pemahaman (comprehension) diubah menjadi memahami (understand). Tingkatan dalam domain kognitif hasil revisi tersebut digambarkan dalam gambar berikut :


 




Disamping itu revisi juga dilakukan dengan menarik aspek pengetahuan (knowledge) dari tingkatan kognitif menjadi aspek knowledge (pengetahuan) secara tersendiri menjadi 4 aspek pengetahuan, yakni:
1.      Pengetahuan tentang fakta (factual knowledge)
2.      Pengetahuan tentang konsep (conceptual knowledge)
3.      Pengetahuan tentang prosedur (procedural knowledge)
4.      Pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge)

Dengan demikian, kedudukan aspek knowledge terhadap tingkatan domain kognitif seperti dapat dilihat dalam table berikut:

Aspek pengetahuan
Dimensi Kognitif
Mengingat
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Mengevaluasi
Mencipta
Pengetahuan Fakta






Pengetahuan Konsep






Pengetahuan prosedural






Pengetahuan metakognitif






Dari uraian di atas, maka perbaikan (revisi) dalam dimensi kognitif di antaranya meliputi:
1.      Adanya penggantian posisi tingkatan yakni evaluasi yang pada awalnya ditempatkan pada posisi puncak menjadi posisi kelima mengganti tingkatan sintesis yang diganti dengan mencipta (create) sebagai tingkatan aspek kognitif yang paling tinggi.
2.      Mengeluarkan aspek pengetahuan (knowledge) dari tingkatan kognitif digantikan dengan mengingat (remember); sedangkan pengetahuan itu sendiri dijadikan aspek tersendiri yang harus menaungi enam tingkatan meliputi pengetahuan (knowledge) tentang fakta, konsep, procedural dan pengetahuan metakognitif.
3.      Dimensi kognitif yang enam tingkatan diubah dari kata benda menjadi kata kerja yakni yang asalnya pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi menjadi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Komentar saya mengenai perubahan tersebut:
Ranah Kognitif sebagaimana telah dijabarkan oleh Benjamin S Bloom, yaitu :
·         Pengertian (Knowledge)
Tahap pertama pada Taksonomi Bloom. Pada tahap ini seseorang dapat mengenali pengertian, definisi, gagasan, atau fakta- fakta dari istilah tertentu. Misalkan : Phobia adalah ? Maka pada tahap ini kita akan memaknai phobia adalah ketakutan yang berlebihan pada sesesuatu yang tidak wajar.
·         Pemahaman (Comprehension)
Pada tahap ini seseorang sudah memahami sesuatu seperti sebuah gambaran, diagram, grafik, laporan, peraturan dan lain- lain. Misalkan ketika melihat grafik statistik penyakit phobia di Indonesia seseorang sudah bisa menterjemahkan kepada pemahamannya.
·         Aplikasi (Application)
Tahap ini seseorang sudah dapat menerapkan pengertian, metode, rumus, ke aplikasi nyata. Misalkan seseorang sudah bisa menjabarkan tentang seseorang yang memiliki penyakit phobia di kehidupan nyata misalnya cemas pada sesuatu atau seseorang sudah bisa menjelaskan statistik tentang penyakit phobia di Indonesia dengan menggambar grafik statistik.
·         Analisis (Analysis)
           Selanjutnya pada tahap ini seseorang sudah dapat menganalisa informasi yang masuk dan membaginya dalam bagian- bagian. Misalnya seseorang dengan ciri- ciri menjadi cemas tiba- tiba di lingkungan luar atau di suatu acara maka seseorang sudah mampu menjawab soal tersebut dengan phobia sosial.
·         Sintesis (Synthesis)
Pada tahap ini seseorang sudah dapat menjabarkan struktur dan informasi yang belum terlihat sehingga menemukan sebuah solusi dari persoalan. Misalkan phobia sosial maka seseorang dapat menjabarkan faktor- faktor dari phobia sosial misal faktor traumatic masa lalu, kondisi keluarga yang tidak mendukung, dll. Sehingga dapat ditemukan sebuah solusi.
·         Evaluasi (evaluation)
Pada tahap ini seseorang sudah dapat menjabarkan solusi yang dipersoalkan dan memilih solusi- solusi yang tepat. Misalkan phobia sosial solusinya dengan menggunakan terapi CBT, obat psikotropica, dll.

Di dalam versi terbarunya Taksonomi Bloom terjadi beberapa perubahan yaitu :
Ø  Remembering, pada tahap ini seseorang mampu mengingat kembali pengertian, informasi yang masuk.
Ø  Understanding, pada tahap ini seseorang dapat memahami, menjabarkan, atau menegaskan akan informasi yang masuk seperti menafsirkan dengan bahasa sendiri, memberi contoh, dll.
Ø  Creating, pada tahap teratas ini seseorang bisa memadukan berbagai macam informasi dan mengembangkannya sehingga terjadi sesuatu bentuk yang baru.



5.      Ambil salah satu Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam Standar Isi sesuai dengan bidang studi atau mata pelajaran yang Anda minati kemudian menjabarkannya dalam beberapa indikator hasil belajar, sehingga Anda merasa yakin  bahwa SK dan KD itu dapat tercapai.

Mata Pelajaran            : Matematika
Kelas/ Semester           : IV / 2
Standar Kompetensi   : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar       : 5.1 Mengurutkan bilangan bulat
Indikator                     - menunjukkan penerapan bilangan negatif dalam masalah                        sehari-hari.
-          Membilang dan menulis lambing bilangan bulat
-          Memberi contoh bilangan bulat positif dan negatif
-          Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
-          Membandingkan dua bilangan bulat
-          Mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar
-          Menentukan lawan suatu bilangan
Tujuan Pembelajaran – siswa dapat menunjukkan penerapan bilangan negatif dalam masalah sehari- hari.
-          Siswa dapat membilang dan menulis lambing bilangan bulat
-          Siswa dapat Memberi contoh bilangan bulat positif dan negatif
-          Siswa dapat Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
-          Siswa dapat Membandingkan dua bilangan bulat
-          Siswa dapat Mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar
-          Siswa dapat Menentukan lawan suatu bilangan
Materi                          : Bilangan bulat
Metode                        : informasi, Demonstrasi, Diskusi, dan tanya jawab.

v  Karakter siswa yang diharapkan :   Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ) , tekun ( diligence )  dan  Tanggung jawab ( responsibility )


Langkah-langkah Pembelajaran
§  Kegiatan awal
Apresepsi dan  Motivasi
-      Mengingat kembali konsep Mengurutkan bilangan bulat
-      Melakukan game yang berhubungan dengan Mengurutkan bilangan bulat dari bilangan
§  Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Siswa dapat Menjelaskan cara membaca dan menuliskan lambang bilangan bulat pada garis bilangan
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Mencontohkan langkah mengerjakan latihan
F Memeriksa pekerjaan siswa dan menugaskan untuk mengerjakan di depan
F Tanya jawab
§ Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan
§  Kegiatan Penutup
      Dalam kegiatan penutup, guru:
F Memberikan latihan soal
F Memberikan soal Pekerjaan Rumah
F Menutup pelajaran


Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
o Menerapkan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari
o Membaca dan menuliskan lambang bilangan bulat
o Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
o Mengenal lawan suatu bilangan
o Mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar

Tugas Individu
dan Kelompok



Laporan buku pekerjaan rumah





o Terapkan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari ?
o Bacakanlah dan Tuliskanlah lambang bilangan bulat ?
o Tentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan ?
o Kenalkanlah  lawan suatu bilangan ?
o Kurutkanlah sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar ?

Buku Sumber
Bloom, B. S. ed. et al. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1, Cognitive Domain. New York: David McKay.
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.
Gendler, Margaret E..1992. Learning & Instruction; Theory Into Practice. New York: McMillan Publishing.
Moh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB - IKIP Bandung.
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasind
Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar